Blog amatiran dari seorang pengkhayal berat yang amatir, hheheheh.

it's just for share my view or sekedar curhat aja :D

Jumat, 17 Juni 2011

~~ penguin badut

  Kicauan burung di pagi yang cerah membuat diriku merenungkan diriku, akankah hari esok aku masih dapat berlari dan berbicara? Hembusan angin pagi yang begitu dingin bagaikan menusuk persendian tubuhku, akankah rasa dingin yang kurasakan saat ini akan lebih dahsyat suatu hari nanti di alam sana? Suara gaduh di dapur rumah-rumah yang kulalui, begitu indah walaupun sederhana, aku bersyukur masih dapat merasakan dan mengalami apa yang kurasakan pagi ini.
  Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi, pikirku. Aku berjalan menyusuri jalan setapak menuju mesjid yang akan kudatangi, mengukir langkah gontaiku diatas tanah yang basah, menjadi ukiran derap langkah kaki kecil yang hebat.
"Hei Li, mau kemana?" tiba-tiba sebuah suara halus membuyarkan lamunanku, Tante Lia, tetanggaku yang mempunyai putra seumuran denganku, Alfa.
"Eh Tante, mau ke mesjid, kan sekarang ada pengajian muda-mudi daerah! "
"Lho kok Alfa gak bilang ya?! yasudah Tante mau kasih tau Alfa dulu! "
Aku hanya tersenyum menanggapinya, akupun meneruskan langkahku yang sempat terhenti, kembali kupikirkan diriku, semua yang telah kulakukan, semua yang membuatku terpuruk dan bangkit, suka dan duka yang kulalui, akankah semua itu dapat kuingat, nanti? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berlarian di kepalaku.
"Dasar penguin badut, sialan Lo, anjing! " kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya, ia mengira aku mencampuri urusan pribadinya dengan seorang gadis yang memang baru saja ia dapatkan. Saat itu aku menuliskan opiniku disebuah akun  dunia maya yang menyatakkan ketidak setujuanku pada sebuah sinetron remaja yang sangat tidak mendidik -untukku-, tiba-tiba ia mendatangiku dan membentakku begitu saja.
"Fyuuh...." pekikku halus. Aku tak ingin mengingat masa-masa itu, kucepatkan langkahku. mesjid sudah terlihat ramai, aku melihat 'dia' baru saja memarkirkan motor silvernya diparkiran depan mesjid, aku melewatinya begitu saja, tapi ia memundurkan kembali motornya dan berkata "Penguin Badut.. Asu, Gue bantai Lo!" ia pergi sembari berlari kecil, aku terkejut, apakah ia sadar mengucapkan kata itu padaku?! apakah seorang muslim yang baik akan berkata seperti itu?? termakan api amarah, apakah uhkuwah islamiah tak mampu memadamkan api itu??.
"Bukanlah seorang muslim yang baik jikalau ia tahu hukum, tetapi ia melakukan hal yang menyimpang, maka celakalah ia, untuk apa ilmu agama yang selalu dipelajari dan disampaikan selama menuntut ilmu di pengajian ini? maka dari itu para muda-mudi sekalian, sudah seharusnya kita menjaga ucapan kita, mulailah dari diri sendiri, maka nanti terlahirlah generasi muda yang yang berakhlakul karimah.... " Rasa kesalku sedikit terobati dengan kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat dan diindahkan menjadi pituah di podium sana oleh seorang guru besar pesantren itu, aku tak tau bapak penasehat akan menyampaikan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil yang dilakukan oleh para remaja, aku tak tau seperti apakah perasaan orang yang menyebutku penguin badut sekarang, aku salut dan bangga pada guru besar itu, oh ayahku tercinta, terimakasih.
  Pulang dari pengajian aku bertemu dengannya -lagi- ia memandangku tajam dan menghampiriku.
"Beraninya sembunyi dibelakang ketek Bapakmu, cemen! Penguin Badut!" bentaknya, aku mematung masih tak mengerti, jika aku dan dia tak pernah beranjak mengkonfirmasi semua, bertemu dalam satu satu pikiran, -damai- .
  Begitu ingin aku mengatakan padanya bahwa semua ini salah faham... Bagaimana bisa aku aku mengatakan itu jika ia tak pernah memberiku kesempatan untuk menjelaskan semuanya, dengan ia memanggilku 'Penguin Badut' semakin menggambarkan begitu bencinya ia padaku. Bahkan sampai detik inipun aku masih belum tau apa sebenarnya PENGUIN BADUT itu?!

-Tolong beri tahu aku!!-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar